Pengaruh Konsep Diri Pada Komunikasi Interpersonal | Azis Tolen


Pengaruh Konsep Diri Pada Komunikasi Interpersonal
Konsep diri merupakan fakor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal,karna setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Hubungan konsep diri dengan prilaku mungkin dapat di simpulkan dengan ucapan para pengajur berfikiran positif: “you dont’t think what you are,you are what you think.
Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep dir anda,positif atau negatif. Menurut william D.Brooks dan Philip Emmart (1976:42-43) ada empat orang yang memiliki konsep diri negatif.
Ø Pertama, ia peka tehadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik yang di terimanya, dan mudah marah atau naik pitam. Bagi orang ini,koreksi sering kali di presepsi sebangai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam komunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cendrung menghindari dialog yang terbuaka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru
Ø Kedua, orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian. Walupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu meneripa pujian. Buat orang yang seperti ini, segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatiannya
Ø Ketiga, orang yang memiliki konsep diri negatif, senang terhadap pujian, bersifat hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, memcela, atau meremehkan apapn dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
Ø Keempat, orang yang memiliki konsep diri negatif,cendrung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak di perhatikan,karna itu lah mereka beraksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Ia tidak akan pernah mempersalahkan dirinya,tetapi menganggap dirinya sebangai korban dan sistem sosial yang tidak beres.
Ø Kelima, orang yang memiliki konsep diri negatif, bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia mengaggap tidak akan berahaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Sebaliknya orang yang memiliki konsep diri positif di tandai dengan lima hal:
1)      Ia yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah,
2)      Ia merasa setara dengan orang lain
3)      Ia menerima pujian tanpa ada rasa malu
4)      Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbangai perasaan,keinginan dan prilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
5)      Ia mampu memperbaiki dirinya karna ia sanggup mengunggkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak di senanginya dan berusaha mengubahnya.
D.E.Hamachek menyebutkan sebelas karakteristik orang yang mempunyai konsep diri positif
1)      Ia menyakini betul-betul nilai-nilai dan prindip-prinsip tertentu bersedia mempertahankannya,walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. Tetapi dia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bia pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah.
2)      Ia mampu bertindak berdasarka penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang yang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya.
3)      Ia tidak banyak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk apa yang akan terjadi besok, apa yang terjadi di waktu yang lalu, dan apa yang terjadi di waktu sekarang.
4)      Ia memiliki keyakinan pada  kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan waktu ia mengalami kegagalan atau kemunduran.
5)      Ia merasa sama dengan orang lain, sebangai manusia tidak tinggi atau rendah,walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu,latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya.
6)      Ia sanggup menerima dirinya sebangai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain,paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebangai sahabatnya.
7)      Ia dapat menerima pujian tanpa berpura-pura renda hati,dan merima penghargaan tanpa merasa bersalah.
8)      Ia  cendrung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
9)      Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbangai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah hingga cinta,dari peraan sedih ingga bahagia, dari kekcewwaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.
10)  Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbangai kegiaan yang meliputi pekerjaan,permainan,ungkapan diri yang kreatif,persahabatan hingga sekedar mengisi waktu.
11)  Ia peka kepada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah di terima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-ssenang dengan pengorbanan orang lain. (Brooks dan Emmert, 1976:56).

Membuka Diri
Hubungan antara konsep diri dengan membuka diri dapat di jelaskan dengan Johari Window. *dalam Johari Window diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran dalam diri kita. Untuk membuat Johari Window , gambarlah segi empat dengan garis tengah yang membela jendela itu menjadi dua bangian. Setelah atas jendela menunjukkan aspek diri kita yang di ketahui orang lain – Pablic self. Setelah bawah adalah aspek diri yang tidak di ketahui orang lain ­­-  private self.
Public
(diketahui orang lain)
Private
(tidak di ketahui orang lain)

Bila jendela kita belah ke bawah, sebelah kiri adalah aspek diri adalah aspek diri yang kita ketahui, dan sebelah kanan adalah aspek dir yang tidak kita ketahui.


Diri yang kita ketahui

Diri yang tidak kita ketahui


Bila kedua jendela ini di gabung, kita membuat Johari Window yang lengkap. Masukkan ke dalam ke dalam kamar-kamar jendela itu konsep-konsiep “terbuka” (open), “buta” (blind), “tersembunyi”(hidden), dan “tidak dikenal” (unknown).


kita ketahui
tidak kita ketahui



terbuka
buta
Publik

tersembunyi
tidak dikenal
Privat

Percaya Diri (Self Confidence)
Keinginan untuk menutup diri,selain karna konsep diri yang negatiiv timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri.
Ketakutan untuk melakukan komunikasi di kenal sebangai communication apprehension. Orang yang apresiasif dalam komunikasi,akan menarik diri dari pergaulan,berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan akan berbicara bila terdesak saja.

Selektivitas
Konsep diri mempegarhi prilaku komonikasi kita karena konsep dirimempengauhikepada pesan apa anda bersedia membuka diri,bangai mana kita mempersepsi pesan itumdan apa yang kita ingat. “tulis anita taylor (1977:112). Dengan singkat,konsep  diri menyebebkan terpaan selektif (selective exposure), persepsi selektif (seleective perception).
Kalau konsep diri andanegatif, anda cendrung mempresepsi hanya reaksi-reaksi yang negative pada diri anda. Bila anda meresa diri anda sebangai orang bodoh, anda tidak akan memperhatikan penghargaaan orang terhadap karya-karya anda. Sebaliknya anda memperbesar kritik orang kepada anda,ini pengaruh konsep diri pada persepsi selektif.
Penyandiaan selektif (selektive encoding). Penyandian adalah [roses penyusunan lambang-lambang sebangai terjemahan dari apa yang ada dalam pikiran kita. Jika kita merasa diri kita sebangai orang bangsawan,kita akan memilih kata-kata tertentu dan menghindari  kata-kata yang lain. Kita akan menggunakan gerakan tangan, ungkapan wajah, atau posisi tubuh yang sesuaidengan martabat kita sebangai seorang bangsawan. Untukk melengkapi contoh anda dapat mengganti kata “bangsawan” dalam kalimat di atas dengan “dosen”,”pengawai negri”,”mahasiswa teladan”, dan lain-lain. Masing-masing kita menyusun pesan sesuai dengan konsep diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar